..mine , part I

            Disebuah rumah bersalin tampaklah ramai para orang-orang menunggu di depan sebuah kamar. Mereka menanti sebuah tangisan dari dalam ruangan. Tampaklah sesosok pria berlari bergegas memasuki ruangan itu. Tak lama kemudian, lima belas menit setelah kedatangannya terdengar tangisan yang memecah kegelisahan orang-orang yang menunggu diluar. “Alhamdullilah...” teriak mereka diluar. Mereka segera memasuki ruangan dimana tangisan itu terdengar. Setelah itu seorang wanita paruh baya mengatakan “ Wei..ni..ni..kok wedok meneh”, semua orang diruangan tertawa mendengar ucapan dari wanita itu.

            Yah..itulah sedikit cerita saat saya dilahirkan, bapak saya telat datang, nenek saya yang kebosanan karena mendapat cucu perempuan lagi, dan masih banyak lagi cerita yang menggelikan. Saya dilahirkan di sebuah rumah bersalin di Pendopo, tepatnya Bidan Anis kira-kira sembilan belas tahun yang lalu pada tanggal 08 Juli. Saya ditakdirkan jadi anak dari pasangan suami istri, Bapak Rukamto dan Ibu Sumarni, sebagai anak bungsu dari lima bersaudara. Saya memiliki satu kakak laki-laki dan tiga kakak perempuan. Nama saya saat itu adalah Yuli Marani Sari, itu nama yang saya dapat dari nenek saya. Tetapi saat saya masuk ke sekolah Taman Kanak-Kanak nama itu pun diganti menjadi Yuli Panca Sari, Yuli dari Juli, Panca artinya lima, dan Sari artinya inti dari sebuah benda yang mengandung manfaat yang besar. Jadi, arti nama saya adalah anak kelima yang membawa manfaat yang besar. Saya tidak tahu karena apa nama saya harus diganti, yang saya tahu kata ibu saya nama pertama saya itu jelek. Saya dirumah biasa dipanggil adek, wok, atau sari tetapi disekolah saya biasa dipanggil yuli atau julay. Panggilan Julay saya peroleh dari guru matematika saya sewaktu SMP ,Pak Winarno, karena saya lahir dibulan  juli dalam bahasa inggris ejaan july dibaca julay, jadi dari situlah nama itu berawal. Dan saya sangat menyukai panggilan tersebut.

 Saya bertempat tinggal di Jalan Telaga Said no. 10 RT.01/RW.01, Pendopo, Talang Ubi, Kab. Muara Enim, Palembang, Sumatera Selatan. Kedua orang tua saya memiliki kesibukannya masing-masing, Bapak saya seorang pedagang tahu dipasar dan ibu saya seorang ibu rumah tangga yang kadang-kadang mempunyai pekerjaan sambilan diluar.  Saya dikenal oleh keluarga dan teman-teman saya sebagai seorang yang cerewet, aktif, periang, dan energik. Jika saya tak ada terkadang celotehan saya lah yang mereka rindukan. Semasa kecil dulu sangat sangat menyukai bernyanyi dipanggung, entah apa yang membuatku ingin, tetapi mungkin karena mendapat saweran dan tepuk tangan penonton saat saya bernyanyi. Disaat bernyanyi dipanggung itulah saya bisa mengerti kepuasan tersendiri saat memegang uang dengan hasil usaha sendiri.

Saat mulai memasuki Taman Kanak-Kanak, saya disekolahkan kedua orangtua saya di Taman Kanak-Kanak yang sama dengan ke empat kakak saya yaitu Taman Kanak-Kanak Trisula. Disana saya melewatinya selama setahun setelah itu saya disekolahkan di SDN XV Pendopo, Talang Ubi. Saat menjadi siswa kelas I caturwulan pertama saya tidak merasakan benar-benar menjadi siswa SD, saya tidak pernah masuk sekolah karena asyik liburan terus dan alhasil saat pembagian raport caturwulan pertama tak ada tulisan peringkat disana. Sya merasakan malu dan kecewa. Saya menangis selayaknya anak kecil, sambil terus berpikir kok bisa ya ? kakak saya kok ada ,ada yang peringkat I dan ada yang peringkat II. Setelah kejadian itu saya mulai meningkatkan prestasi dalam belajar . Di semester berikutnya saya mulai masuk peringkat 3 besar, sampai kelas VI aku peringkat I atau II dan saat kelulusan saya menjadi juara umum. Sewaktu SD saya sering mengikuti lomba Cerdas Cermat dan lomba mengarang tingkat Kecamatan maupun Kabupaten. Saya tidak memiliki prestasi dalam bidang olahraga karena memang tidak pernah menggeluti bidang tersebut. Ada hal yang menggelikan yang saya ingat sewaktu SD, saat itu lagi musim hujan dan ketika pelajaran Penjaskes kami ingin bermain sepak bola, saat itu keadaan lapangan memang sangat becek tapi itu tidak mengurungkan niat kami untuk bermain sepak bola.  Lalu kami bermain bola sekaligus berbecek-becek ria dikubangan lumpur persis seperti kerbau yang lagi berendam dilumpur. Dapat kalian bayangkan bagaimana keadaan kami bukan? Waktu pelajaran Penjaskes hampir selesai, dan tidak  mungkin kami melanjutkan pelajaran berikutnya dengan keadaan seperti itu. Lalu kami memutuskan sepakat tanpa seizin guru untuk berenang dan mandi di sungai di depan rumah saya. Setelah selesai membersihkan diri kami lalu kembali sekolah, ketika sampai disekolah ternyata guru kami telah menunggu di depan kelas siap-siap untuk memarahi kami. Kami diintrogasi dan akhirnya tamatlah riwayat kami, sepanjang pelajaran berikutnya kami dimarahi sekaligus dijemur didepan kelas. Dan lebih parahnya lagi sayalah yang dianggap dalang dalam tindakan itu karena mereka mandi didekat rumah saya dan guru saya mengira jika saya yang mengajak mereka. Padahal mereka sendiri yang berinisiatif untuk pergi kesana dan saya hanya mengikuti mereka. Tapi yasudahlah saya hanya bisa diam saat guru memarahi saya. Saya berusaha menyadari kalau kami memang salah.

Dari TK saya sudah mulai mengikuti pengajian di masjid didekat rumah saya dan sekali-kali saya diajak ibu saya untuk mengikuti pengajian ibu-ibu. Saya mengaji bersama kakak perempuan dan teman-teman saya pukul 14.00. Saya sangat menyukai rutinitas itu karena disinilah saya dapat bermain bersama teman-teman setelah selesai mengaji. Pernah waktu itu setelah selesai mengaji saya pulang  dengan kakak dan kami melewati jalan yang memang banyak anjing disana. Saya yang memang tidak pernah menyukai yang namanya anjing lari ketakutan ketika melihatnya. Alhasil kami dikejar-kejar oleh anjing itu karena cemas dan takut kami langsung masuk ke salah satu rumah yang pintunya sedang terbuka. Dan ternyata si pemilik rumah sedang bersantai sambil menonton TV.  Mereka terkejut karena kedatangan kami, lalu kami menceritakan peristiwa yang menimpa kami dan mereka hanya bisa tertawa mendengar cerita kami.


#following next ..mine  ,part II

Tidak ada komentar:

Posting Komentar